CIREBON – Berbagai kemajuan berhasil diraih Kota Cirebon dalam penerapan Smart City. Dengan Smart City, Kota Cirebon akan menjadi kreatif, inovatif, sinergis dan berdaya saing pada 2028 mendatang.
Sekretaris Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon, Ma’ruf Nuryasa, AP., menjelaskan jika berbagai inovasi dan terobosan sudah mereka lakukan sejak ditetapkan sebagai salah satu dari 25 kota dan kabupaten di Indonesia yang siap untuk melaksanakan Smart City di daerah pada Mei 2017 lalu. “Cirebon Smart City merupakan upaya perubahan pengelolaan Kota Cirebon menjadi lebih baik. Namun tanpa meninggalkan kearifan lokal dalam implementasinya,” ungkap Ma’ruf.
Salah satu kearifan lokal yang tidak ditinggalkan yaitu dengan penggunaan bahasa daerah. “Salah satunya program Wadul Bae,” ungkap Ma’ruf. Wadul bae merupakan kepanjangan dari Warga Peduli Bocah Lan Emboke (Warga Perduli Anak dan Ibunya). Melalui program ini, warga diajak bersama-sama untuk peduli jika ada anak maupun ibu di sekitar mereka.
Selain tetap mempertahankan kearifan lokal, Cirebon Smart City memiliki terobosan lainnya yang juga telah dilakukan. Diantaranya dengan membuat Cirebon Command Center pada 29 Oktober 2018. “Cirebon Command Center merupakan pusat monitorong dan kendali dari Pemerintah Daerah Kota Cirebon,” ungkap Ma’ruf. Terutama untuk seluruh layanan pemerintahan dan layanan publik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon. Serta menjadi pusat integrasi layanan dari stakeholders terkait lainnya.
Ada pun konten yang ada pada Cirebon Command Center diantaranya, info pajak, info BPHTB, info sebaran reklame, ketersediaan kamar di RSD Gunung Jati, info antrian unit rawat jalan RSD Gunung Jati, infor rekapitulasi proses perizinan, info Linmas Kota Cirebon, dashboard Cirebon Satu Data, dashboard E Puskesmas, dashboard jaringan perangkat online, CCTV di beberapa titik area publik, CCTV di layanan publik (kecamatan Harjamukti), area traffic control system (ATCS) Dinas Perhubungan Kota Cirebon.
“Saat ini kami juga telah memiliki layanan kedaruratan Cirebon Siaga 112,” ungkap Ma’ruf. Layanan kedaruratan ini menggabungkan semua nomor layanan kedaruratan. Sehingga mempermudah masyarakat untuk hanya mengingat satu nomor kedaruratan saja. Sebelum dilaunching, DKIS Kota Cirebon juga telah mengumpulkan stakeholders terkait, mulai dari kepolisian, PLN, pemadam kebakaran dan lainnya untuk menyosialisasikan satu nomor kedaruratan ini. Dengan menekan nomor kedaruratan 112, nantinya akan disalurkan kepada instansi yang memang berwenang untuk menanganinya.
Sejak dilaunching Oktober lalu, hingga 11 Desember 2018 telah terjadi kedaruratan sebanyak 111 kejadian. Masing-masing terdiri dari kebakaran (14 aduan), kekerasan PA (2 aduan), trantibum (9 aduan), ambulan (9 aduan), kecelakaan (6 aduan), kamtibmas (19 aduan), BPBD (2 aduan) serta informasi mulai dari traffic light, PJU, PDAM, PLN dan infrastruktur sebanyak 50 aduan.
Sedangkan kegiatan teranyar yang baru saja dilakukan yaitu Festival TIK mulai 1 hingga 2 Desember 2018 serta pameran IT dan UMKM. Melalui kegiatan ini diharapkan ada peningkatan kompetensi Relawan TIK dan komunitas penggerak TIK melalui literasi digital untuk mendukung program Smart City dan Smart Society. “Sejumlah kegiatan kami lakukan saat Festival TIK tersebut,” ungkap Ma’ruf. Yaitu seminar nasional sebanyak 3 kali, serta 32 workshop. Sedangkan pameran IT dan UMKM dimaksudkan untuk mendorong agar UMKM mulai memasuki pasar digital yang bisa membuat produk-produk yang mereka hasilkan memiliki pangsa pasar yang luas. “Dengan semua inovasi dan terobasan yang kami lakukan, sejumlah penghargaan berhasil diraih Pemerintah Daerah Kota Cirebon,” ungkap Ma’ruf. Diantaranya penghargaan TOP IT On Collaboration And Innovation Development 2018 (TOP IT 2018) serta SP4N-Lapor dimana Kota Cirebon masuk 10 besar penghargaan TOP pelayanan SP4N –Lapor (Layanan Pengaduan Online Rakyat) terbaik se Indonesia 2018.
Sumber : http://www.cirebonkota.go.id/